Seperti hari – hari biasanya, Okti
Sulistian Sari pagi ini tetap mengayuh sepedanya dari rumah neneknya menuju
sekolahnya, MAN Yogyakarta 1. Okti, panggilan akrabnya, tak pernah lelah
mengayuh sepedanya selama 45 menit ketika berangkat sekolah setiap hari. Waktu
yang sama juga harus ia tempuh untuk kembali ke rumah neneknya di daerah
Denggung Sleman.
“Setiap hari naik sepeda dari rumah
nenek di Denggung Sleman, selama 45 menit ke sekolah. Orang tua tinggal di
Bantul, jadi harus tinggal dengan nenek biar lebih dekat,” kata Okti mengawali
ceritanya Sabtu (6/1).
Alumni MTsN Bantul Kota ini mengaku
tertarik melanjutkan pendidikan di Kota Yogyakarta karena ingin mencari
pengalaman yang lebih luas. Dengan bersekolah di luar daerah, ia berharap
menemukan hal baru yang tidak akan ia dapatkan di Bantul. Keputusan ini
membuahkan hasil, karena tahun yang lalu ia diterima menjadi siswa MAN
Yogyakarta 1 lewat jalur prestasi.
“Waktu masih MTs, bapak kerja jadi
buruh bangunan dan ibu buka warung. Tapi sekarang bapak tidak kerja, hanya
bantuin ibu di warung,” ujar siswa kelas X IPS 2 MAN Yogyakarta 1 ini.
Kondisi ekonomi keluarga yang sulit
inilah yang pada akhirnya membuat putri sulung pasangan Irwan dan Ari
Triwinarti ini harus rela mengayuh sepeda ke sekolahnya. Bahkan, pada awalnya,
gadis penyuka karate ini nekat bersepeda dari Bantul ke Yogyakarta dengan
menempuh perjalanan selama satu jam. Namun, hanya beberapa hari ia menyerah.
Akhirnya ia memboyong sepedanya ke sebuah pesantren di Yogyakarta.
Di pesantren itulah ia tinggal agar
perjalanan bersepedanya tidak terlalu jauh. Namun, lagi – lagi ia tak lama
tinggal di pesantren itu. “Di situ kan harus bayar untuk tinggal dan untuk
makan. Orang tua tidak punya biaya lagi. Akhirnya saya keluar, dan tinggal
bersama nenek sampai sekarang,” imbuh Okti.
Meski berasal dari keluarga dengan
ekonomi menengah ke bawah, prestasi yang diukir Okti tergolong bagus. Semasa di
MTsN Bantul Kota, ia tercatat memboyong beragam juara. Beberapa prestasi yang
poernah diraih di antaranya juara 3 Pidato Bahasa Inggris tingkat DIY, juara 3
Karate tingkat DIY, juara 2 Pidato Bahasa Arab tingkat DIY, juara 2 LKTI
tingkat DIY, dan juara harapan 1 Karate tingkjat Jawa Bali.
Selama di MAN Yogyakarta 1, ia juga tak
sepi prestasi. Prestasi terbaik yang diraihnya adalah juara 2 LKTI tingkat DIY
di UII, dan juara 1 Karate tingkat DIY.
Saat ini, sepeda kesayangannya sudah
rusak dan tak dapat digunakannya lagi. Untungnya salah seorang temannya berbaik
hati meminjamkan sepedanya, sehingga bisa digunakan Okti untuk perjalanan
pulang pergi dari sekolah ke rumah neneknya. Selain itu, pihak sekolah juga
menyatakan siap memberikan sepeda baru untuk Okti.
Dengan semangat dan cita – cita yang
tinggi, Okti mampu membuktikan bahwa tak ada satu halpun yang dapat menghambat
seseorang untuk berprestasi. Meski hidup dalam keterbatasan, Okti tetap
tersenyum mengayuh sepedanya meski dengan cucuran keringat. Semua itu demi satu
misi, melanjutkan pendidikan setinggi mungkin. (Sumber: Edupost.ID)